4 Manfaat Penerapan Telehealth Untuk Pasien yang Faskes Wajib Tahu
Tak hanya menguntungkan faskes, telehealth juga memberikan keuntungan bagi pasien. Apa saja itu? Simak ulasannya berikut.

Pelayanan kesehatan terbaik adalah salah satu hal yang diinginkan oleh masyarakat saat ini. Sebuah klinik, rumah sakit, dan fasilitas pelayanan kesehatan perlu meningkatkan keamanan layanan kesehatan terlebih lagi di masa pandemi seperti saat ini. Fasilitas pelayanan kesehatan perlu menggunakan fitur telehealth. Lantas, apa saja manfaat telehealth ini bagi para pasien? Berikut ulasannya yang perlu Anda ketahui.
1. Telehealth Meningkatkan Kepuasan Pelayanan
Kepuasan menjadi faktor terpenting dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Bagi pasien, kepuasan pelayanan terdiri dari berbagai faktor. Misalnya proses administrasi dan birokrasi yang ringkas untuk mendapatkan layanan fasilitas kesehatan. Kemudian, bagaimana penanganan yang cepat oleh para petugas medis dan dokter. Termasuk pula harga yang dikeluarkan oleh pasien untuk pelayanan kesehatan tersebut terjangkau.
Ketika sebuah sebuah layanan kesehatan menggunakan fitur-fitur teknologi pada telehealth, hal itu dapat terlaksana dengan baik. Tak hanya kepuasan pasien saja yang meningkat, di sisi lain juga fasilitas kesehatan pun kualitasnya meningkat sebagaimana disebutkan dalam sebuah penelitian yang dilansir oleh Agency of Healthcare Research and Quality (AHRQ).
2. Akses Pasien Lebih Mudah dengan Monitoring Jarak Jauh
Selanjutnya, telehealth juga dapat mempermudah akses layanan kesehatan dengan adanya fitur pengawasan (monitoring)jarak jauh. Fitur ini akan bermanfaat bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit yang beresiko tinggi seperti diabetes, jantung, dan sebagainya. Pasien dengan riwayat seperti ini membutuhkan perawatan dan pengawasan secara berkala.
Kemampuan telehealth yang mampu memberikan data monitoring pasien, membuat pasien mudah untuk memeriksakan diri. Contohnya mengawasi kadar gula darah, detak jantung, aktivitas fisik, hingga pola tidur tanpa harus pergi ke dokter. Dokter hanya perlu memberikan ulasan melalui layanan aplikasi dan situs web telehealth tersebut untuk diteruskan kepada pasien Kemudian, jika terjadi hal-hal yang membutuhkan penanganan mendalam, pasien akan lebih mudah ditangani.
Pasien juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis dan membuat jadwal kapan waktu konsultasi yang tepat dengan menggunakan fitur Remote Patient Monitoring (RPM). Hal ini juga meminimalisir menurunnya angka prosentase ketidakhadiran pasien yang melakukan kontrol atau cek kesehatan dengan dokter sebagaimana yang sering terjadi dalam pelayanan fasilitas kesehatan secara konvensional yang mengandalkan tatap muka secara langsung.
3. Keamanan Data Pasien Lebih Terjamin
Sebagian pasien merasa keamanan data rekam medis mereka adalah hal yang berharga. Ketika layanan fasilitas kesehatan masih menerapkan cara konvensional, seperti mencatat hasil rekam medis tersebut ke dalam media kertas maka pasien akan merasa khawatir. Sebab, data tersebut dapat saja rusak karena kelalaian dan faktor lainnya. Misalnya terbakar, mudah sobek, dan menjadi lembab karena suhu udara sehingga data yang tertulis akan sulit dibaca.
Telehealth memberikan manfaat penyimpanan data lebih terkonsep dengan rapi dan meminimalisir kerusakan seperti yang disebutkan di atas. Data pasien akan terekam secara otomatis dan tersimpan secara aman atau melalui aplikasi Electronic Medical Record (EMR). Dengan catatan, telehealth tersebut menggunakan metode enkripsi agar data lebih terjamin keamanannya dari peretasan maupun pencurian data.
4. Pasien Mengeluarkan Biaya Lebih Sedikit
Manfaat telehealth yang paling banyak dirasakan oleh para pasien adalah memangkas biaya konsultasi dengan dokter. Bayangkan saja, bila pasien tersebut berada di tempat yang jauh dari akses fasilitas kesehatan. Pasien harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk pergi ke kota besar.
Terlebih lagi di Indonesia yang merupakan daerah kepulauan. Tentu, akan membuat biaya transportasi semakin meningkat. Di sinilah telehealth hadir sebagai terobosan untuk memangkas biaya mahal tersebut. Sebab, pasien dan dokter dapat berkomunikasi di mana saja dan kapan saja.
Contohnya saja sebagaimana dilansir dari American Council on Science and Health menyebutkan bahwa Oregon Health and Science University dapat menghemat biaya perjalanan pasien sebesar 6.4 juta US$ saat menerapkan sistem telehealth. Bukan tidak mungkin bila hal demikian diterapkan di Indonesia, akan semakin banyak pasien yang tertangani tanpa harus khawatir biaya transportasi yang mahal.