Apa yang Bisa Dilakukan Jika Pasien Gaptek dengan Teknologi Layanan Kesehatan Digital?
Seberapa besar peran teknologi komunikasi bagi pelayanan kesehatan?

Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat, termasuk teknologi layanan kesehatan. Teknologi layanan kesehatan terus berkembang dalam dunia medis untuk melayani pasien lebih baik. Melansir data survei dari Future Health Index yang dilansir Media Indonesia, disebutkan lebih dari 33.000 orang di 19 negara mengakui jika teknologi layanan kesehatan berperan penting untuk meningkatkan layanan dan meningkatkan kesadaran pasien akan kesehatan mereka.
Di sisi lain, keberadaan teknologi layanan kesehatan digital masih belum digunakan secara maksimal. Salah satu penyebabnya adalah pasien yang masih gagap teknologi (gaptek). Pasien yang gaptek menghambat pemanfaatan layanan kesehatan berbasis digital.
Untuk menghadapi mengatasi kendala tersebut, fasilitas kesehatan (faskes), tenaga medis, dan dokter harus melakukan sesuatu pada pasien. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh fasilitas kesehatan untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan yang baik pada pasien gagap teknologi.
Jelaskan Pentingnya Teknologi Digital
Langkah awal Anda sebagai penyedia fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah gaptek adalah dengan menjelaskan terlebih dahulu mengenai teknologi layanan kesehatan digital tersebut. Bagaimana pentingnya teknologi itu ketika digunakan, termasuk keuntungan apa saja yang akan pasien dapatkan.
Anda dapat menggunakan cerita sederhana yang bisa dipahami oleh pasien tentang manfaat teknologi layanan kesehatan. Sebagai contoh adalah penggunaan telehealth. Anda bisa menjelaskan kepada mereka bahwa teknologi dan fitur dalam telehealth membuat pelayanan dan konsultasi kesehatan dengan dokter menjadi lebih mudah, murah, singkat dan nyaman.
Seperti, pasien tidak perlu untuk datang ke faskes dan bisa melakukan konsultasi dan monitoring jarak jauh oleh dokter. Sehingga, mereka lebih menghemat waktu maupun biaya. Alangkah lebih baik lagi jika saat menjelaskan pentingnya teknologi ini pada pasien disertai dengan ilustrasi panduan langsung seperti melalui video.
Namun, yang perlu ditekankan sebelum menjelaskan kepada pasien adalah pastikan dokter maupun tenaga medis di faskes Anda sudah terlebih dahulu mengerti mengenai teknologi tersebut. Jangan sampai, mereka yang menjelaskan teknologi fasilitas kesehatan belum mengetahui penggunaan dan manfaatnya.
Lakukan Edukasi Dengan Empati
Setelah Anda menjelaskan mengenai pentingnya layanan teknologi kesehatan, selanjutnya adalah melakukan edukasi kepada mereka. Saat melakukan edukasi pada pasien yang harus diperhatikan adalah Anda harus memahami seperti apa cara dan bagaimana agar pasien mau dan ingin belajar mengenai layanan teknologi kesehatan yang digunakan. Itu artinya Anda perlu berempati dengan situasi pasien.
Anda harus mengetahui apa saja yang diketahui oleh pasien karena Anda perlu memposisikan diri sebagai rekan bagi pasien untuk memahami teknologi kesehatan. Lalu, tekankan pada pasien mengenai apa yang menjadi masalah dan hambatan mereka dalam mempelajari teknologi layanan kesehatan digital tersebut. Berikanlah solusi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah membuat jadwal mengenai edukasi kepada pasien jika memang dilakukan secara tatap muka maupun secara online. Jangan lupa untuk hormati pula batasan pasien, sebab mereka memiliki privasi dan janganlah melakukan edukasi dengan cara yang memaksa mereka.
Tujuan dari berempati ini adalah agar Anda sebagai penyedia layanan kesehatan bisa menjadi jembatan pada pasien untuk menghilangkan rasa takut atau gugup. Sehingga upayakan hindari kesan 'menggurui' sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman.
Pilih Sarana Edukasi yang Tepat
Dalam melakukan edukasi, tidak hanya sikap dan gaya tenaga medis atau tenaga kesehatan saja yang perlu diperhatikan tetapi juga tentang pemilihan sarana edukasi. Beberapa sarana yang bisa digunakan di antaranya adalah dengan memberikan edukasi dalam metode bimbingan maupun presentasi. Tujuannya adalah agar pasien juga bisa berinteraksi langsung dengan teknologi sekaligus mendapat bimbingan dari tenaga medis.
Cara lainnya adalah edukasi secara tidak langsung. Dalam metode ini petugas medis di sebuah faskes dapat memberikan selebaran, buku panduan, dan poster kepada pasien untuk mereka pelajari. Atau bisa dengan menggunakan video yang dikirimkan melalui nomor telepon, email, maupun media sosial milik pasien. Dengan dilengkapi audio visual yang mendukung, diharapkan pasien bisa mudah memahami cara menggunakan teknologi layanan kesehatan yang ditawarkan faskes.
Gunakan Aplikasi yang Mudah Dipahami
Langkah terakhir ketika semua hal di atas sudah dilakukan adalah mengajak pasien tersebut untuk menggunakan aplikasi dan teknologi layanan kesehatan yang ada. Meski pasien telah diajarkan secara teoritis sebelumnya, namun bisa saja mereka sedikit kebingungan ketika menggunakan langsung aplikasi layanan kesehatan yang disediakan. Oleh karena itu petugas medis tetap harus mendampingi dengan baik.
Cara untuk meminimalisir kebingungan pasien adalah dengan memilih aplikasi layanan kesehatan yang mudah dimengerti atau user friendly. Mulai dari tampilan yang sederhana dan petunjuk-petunjuk penggunaan yang mudah ditemukan. Kemudian gunakan bahasa yang umum digunakan dan akrab bagi para pasien awam.
Itulah langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika menghadapi pasien yang gaptek dalam menggunakan teknologi digital. Dengan melakukan hal di atas Anda penyedia fasilitas kesehatan, tidak perlu lagi khawatir bila pasien mengalami gaptek yang telah disediakan. Semoga bermanfaat!