Alasan Mengapa Pasien Pindah ke Dokter Lain

Ada beberapa alasan yang membuat pasien merasa tidak nyaman terhadap pelayanan yang diberikan dokter. Apa sajakah itu?

19 Des 20 · 10 min read
Alasan Mengapa Pasien Pindah ke Dokter Lain

Sebagai seorang dokter, pasti akan berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pasien agar pasien merasa puas dan kembali lagi untuk periksa. Dari sisi pasien, ada berbagai faktor mengapa pasien akan melakukan pemeriksaan kembali ke dokter yang sama. Seperti faktor ikatan psikologi, pengobatan yang manjur, harga yang terjangkau, dan sebagainya. Namun, ada beberapa alasan mengapa pasien tidak kembali lagi ke dokter yang sama untuk melakukan pemeriksaan. Berikut kami rangkum beberapa alasan mengapa pasien memilih pindah ke dokter lain untuk mendapat layanan kesehatan.

1. Tenaga medis yang kurang profesional

Mungkin ini adalah faktor utama mengapa seorang pasien pindah ke dokter lain. Seorang pasien yang melakukan pemeriksaan ke dokter, pastinya pasien berharap untuk bisa segera sembuh dan segera kembali ke aktivitas normalnya. Seorang pasien pasti juga berharap bahwa dokter atau tenaga medis yang menanganinya sudah berpengalaman dan profesional, agar bisa segera sembuh. Namun, jika pasien mendapati bahwa tenaga medis bertindak secara tidak profesional dalam memberikan penanganan medis, maka pastilah pasien akan merasa jera atau kapok untuk kembali lagi kesana. Profesionalitas seorang dokter sangat ditentukan disini.

2. Proses administrasi yang lama

Pernahkah Anda mengantri dalam waktu yang lama? Pernahkan Anda merasa dipersulit dengan proses administrasi yang lama? Apa yang Anda rasakan? Pasti Anda merasa kesal dan marah. Kurang lebih seperti inilah yang dirasakan pasien ketika mendapatkan pelayanan medis yang berbelit-belit. Dimulai dari proses registrasi pasien, registrasi antrian poli, antrian pemeriksaan, sampai antrian di apotik. Semua proses ini tentu cukup menguras tenaga dan waktu bagi pasien. Seorang pasien tentu mengharapkan agar cepat ditangani dan lekas sembuh.

Salah satu contoh solusi yang bisa diaplikasikan untuk masalah ini adalah dengan menggunakan layanan telemedicine dan telehealth. Dengan teknologi ini, pasien tidak perlu repot - repot untuk datang ke faskes atau klinik hanya untuk mendaftar pemeriksaan. Pasien hanya perlu datang ke faskes pada saat tiba giliran pemeriksaan. Ini tentunya akan menghemat waktu dan tenaga pasien.

3. Kurangnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

Pada saat pasien memasuki ruangan pemeriksaan dan mendapati bahwa alat - alat medis yang tersedia tidak memadai, pasti pasien tersebut akan merasa tidak diperhatikan atau bahkan khawatir dengan pelayanan yang diberikan dokter. Terlebih lagi bagi pasien yang menjalani rawat inap. Bukan tidak mungkin jika seorang pasien rawat inap akan pindah ke faskes lain saat melihat sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Sarana dan prasarana ini sangat penting perannya bagi citra faskes terhadap pasiennya. Faskes yang memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang memadai pasti akan mendapat kepercayaan lebih bagi pasien dibanding dengan faskes yang memiliki sarana dan prasarana yang minim.

4. Tenaga medis yang kurang komunikatif

Sebagai seorang pasien, tentu mengharapkan bahwa dokter akan mengajak dialog seputar penyakit yang dideritanya. Selain ingin segera sembuh, pasien juga butuh komunikasi dua arah dengan dokter atau tenaga medis yang menanganinya. Entah itu dalam bentuk masukan kepada pasien, dorongan moral, dan sebagainya. Pasien ingin tahu penyakit apa yang diderita serta bagaimana cara mencegahnya dikemudian hari. Jika dokter menanggapi pertanyaan - pertanyaan pasien, pasti ikatan kecocokan psikologi antara dokter dengan pasien terjalin dan pasien merasakan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan.

5. Tarif yang mahal dan tidak transparan

Selain proses administrasi yang menyulitkan pasien, faktor harga layanan juga berpengaruh. Terutama bagi pasien yang mengeluarkan biaya dengan uang pribadi, faktor tarif layanan sangat diperhitungkan. Oleh karena itu, tak jarang jika ada pasien yang tak kembali lagi ke dokter yang sama setelah mengetahui kalau tarif layanan yang mahal dibanding yang lain.

Terlebih lagi, jika terdapat biaya - biaya lainnya yang tidak diuraikan secara jelas (tidak transparan). Seorang pasien pastinya ingin mengetahui setiap rincian biaya layanan yang telah diperoleh oleh pasien, seperti biaya rawat inap, biaya obat, dan sebagainya. Apabila pihak faskes tidak memberikan rincian pada tagihan layanan, tentunya akan membuat pasien merasa dipermainkan. Tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak fasilitas kesehatan pastin berkurang. Yang pastinya akan berimbas kepada dokter.